Catatan ini saya tulis sebagai ungkapan rasa kagum kepada seorang teman,
yang tampa sengaja kami berjumpa selepas menjalani sholat terawih berjamaan di
mesjid raya baiturrahman, mesjid kebangaan bagi masyarakat aceh tentunya.
Dalam pertemuan singkat itu, diantara kami saling menanyakan keadaan satu
sama lain, layaknya orang yang sudah lama tidak pernah bertemu begitulah
kira-kira, kami ngobrol sambil jalan keluar dari mesjid itu, mungkin kerena
sudah lama tidak bertemu jadi wajar saja bila ada banyak pertanyaan yang
dilontarkan dan ada banyak pertanyaan pula yang membutuhkan jawaban.
Percakapan kami hanya sebatas obrolan biasa, ringan santai, percakapan
itupun terus membawa kami sampai kedepan pintu gerbang mesjid, kerena sudah
agak beberapa menit berlalu lantas saya menanyakan dengan siapa ia pergi kesini
apa ada kawan, jangan-jangan temannya sudah ketinggalan sanking asiknya.
Sendiri saja tidak ada kawan, karena memang saya masih sendiri ( lajang ),
jelasnya, yaa pada mulanya saya tidak begitu mengerti maksud pengulangan kata “
Belum Ada Kawan”, kerena yang saya tahu ia adalah seorang aktivis kampus,
pandai bergaul serta memiliki banyak teman.
Karena penasaran saya kembali menanyakan, Maksudnya apa, bukankah kamu
punyak banyak teman, ternyata kawan ini masih punya kebiasaan lama yang tidak
membiarkan lawan bicaranya penasaran dengan kata-kata konotatif, lekas ia
menjawab, “doakan saya ramadhan ini menjadi bulan terakhir saya sholat tampa
ditemani seorang teman”.
Ha ha ha …. Setelah berusaha memahami Akhirnya saya mengerti maksud dari
kata-katanya tapi Saya hanya menertawakan ucapanya itu, biar tidak terlalu
dibawa serius, Eeehh tapi ianya malah meneruskan membicarakan perkara
pendamping hidup yang sampai sekarang belum ia temui, yang menurutnya belum ada
kecocokan dengan nya, sedangkan umur sudah melewati tiga puluh.
Lantas bagaimana dengan anda, apa sudah menemukan pendamping atau semacam
kekasih hati, ia berbalik menanyakan kepada saya, merasa tidak terlalu menarik
untuk menjelaskan saya hanya menggelengkan kepala saja cukup memberi isyarat
bahwasanya saya masih memiliki nasib yang sama dengan nya. Saya merasa
bersimpati dengan apa yang telah dialami kawan yang satu ini, dengan
menggelengkan kepala saya berharap dapat membersarkan hatinya, bahwa yang
demikian itu tidak hanya dia yang merasakan hal serupa. orang lain juga
mengalami hal serupa konon lagi ada tekanan dari keluarga dan kawan-kawan.
sebagai manusia tentu tidak dibolehkan berburuk sangka kepada tuha dengan alasan
apapun kerena kasih sayang tuhan lebih utama dari murkanya.
Diakhir percakapan diantara kegalaun kawan yang satu ini namun saya mesih
menangkap keteguhan dan kebesaran hatinya, yang membuat saya terkagum-kagum
dengannya, " Hanya orang yang sombong yang tidak mau meminta kepada tuhan,
paling tidak berdoa, apalagi dibulan yang penuh rahmah ini agar dipertemukan
dengan bulan ramadhan berikutnya serta lekas dipertemukan dengan seseorang yang
akan menemani dalam sholat nantinya". itulah dapat saya tangkap dari
pesanya itu.
Sangat Setuju Kawan, karena Jodoh di tangan Tuhan memang benar adanya Kita
tak akan benar-benar tahu siapakah yang akan menjadi jodoh kita kelak. Siapakah
jodoh kita, kapan waktunya tiba, di mana akan dipertemukan, apakah ia
benar-benar orang shaleh? . Semua itu masih tanda tanya.
Maka dari itu senantiasa ada ruang untuk berdoa, meminta kepada tuhan agar
di pertemukan dengan jodoh kita, karena Allah Swt menetapkan tiga bentuk taqdir
dalam masalah jodoh. Pertama, cepat mendapatkan jodoh. Kedua, lambat
mendapatkan jodoh, tapi suatu ketika pasti mendapatkannya di dunia. Ketiga,
menunda mendapatkan jodoh sampai di akhirat kelak. Apapun pilihan jodoh yang
ditentukan Allah adalah hal terbaik untuk kita.
Pastikan dirikita masih terikat aturan Allah. karena tuhan telah membekali
akal untuk memahami aturan-Nya. Ketika kita memutuskan untuk taat atau
melanggar aturanNya adalah pilihan kita sendiri. jangan terlalu gegabah dan
berlebihan, mari kita simak nya berikut ini “Boleh jadi kamu membenci sesuatu,
padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu,
padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”
(QS. Al Baqarah: 216).
Lihatlah pasangan kita nantinya, karena Kaum jahiliyah menikah dengan melihat
kedudukan, kaum Yahudi menikah dengan melihat harta, kaum Nasrani menikah
dengan melihat rupa, sedangkan umat Islam menikahkan dengan melihat Agama dan
akhlaknya. Orang yang minim pengetahuan Agama dan rendah akhlaknya tak pantas
menjadi Imam bagi sebuah keluarga Islami.
Nabi bersabda:”Sesungguhnya dunia seluruhnya adalah perhiasan dan
sebaik-baik perhiasan adalah wanita (isteri) yang sholehah”. Beliau juga
bersabda: ”Wanita dinikahi karena empat faktor, yakni karena harta kekayaannya,
karena kedudukannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Hendaknya
pilihlah yang beragama agar berkah kedua tanganmu.”
Sulit mencari jodoh bisa jadi karena kriteria terlalu muluk. Janganlah kita
menginginkan kesempurnaan orang lain, padahal diri kita tidak sempurna.Selektif
dalam memilih jodoh adalah hal yang baik tetapi terlalu memilih juga akan
membuat masalah baru. untuk itu berSeringlah bersilaturrahim ke tempat saudara
atau mengikuti pengajian. Ustadz, teman, orang tua, saudara, keluarga, dll bisa
diminta bantuan.
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Israa’: 32). Kita
dilarang berkhalwat, memandang lawan jenis dengan syahwat, wanita bepergian
bersama laki-laki yang bukan muhrim, dll.
Orang pacaran selalu menutupi kekurangannya dan menampilkan yang baik-baik
saja. Cari informasi dari orang dekatnya (saudara, teman, tetangganya). Perlu
juga penilaian dari orang tua dan keluarga kita. Biasanya kita tidak dapat
melihat kekurangan orang yang kita cintai.Terkadang orang yang memberikan
penilaian buruk dan obyektif dinilai sebagai penghalang padahal kebaikan dan
azas manfaat cepat atau lambat akan segera dirasakan.Introspeksi diri
Jika kita ingin mendapatkan jodoh yang shaleh, maka kita harus menjadi
orang yang shaleh juga. Allah Swt berfirman: “Wanita-wanita yang keji adalah
untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita
yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan
laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula}” (QS. An Nuur:
26).
Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT tidak melihat pada
bentuk-bentuk (lahiriah) dan harta kekayaanmu, tapi Dia melihat pada hati dan
amalmu sekalian. ” (HR. Muslim, Hadits no. 2564 dari Abu Hurairah). Jadi,
lelaki atau wanita yang baik menurut pandangan Allah itu adalah lelaki atau
wanita yang baik iman dan amalnya.
Secara lahiriah kita perlu menjaga kebersihan, kerapihan dan menjaga bau
badan. Bukan berdandan berlebihan (tidak Islami), tapi tampil menarik.Jangan
Mencintai Manusia Secara Berlebihan“Barangsiapa memberi karena Allah, menolak
karena Allah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan menikah karena
Allah, maka sempurnalah imannya. (HR. Abu Dawud)
Jika kita mencintai manusia lebih daripada Allah, niscaya hati kita akan
hancur dan putus asa jika ditinggalkan. Jika kita mencintai Allah di atas
segalanya, niscaya kita akan selalu tegar dan tabah karena kita yakin bahwa
Allah itu Maha Hidup dan Abadi serta selalu bersama hamba yang Sholeh.
Jika Gagal Berusaha LagiJika kita gagal, jangan putus asa dan minder. Kita
harus sabar dan tetap berusaha mendapatkan yang lebih baik lagi. Yakinlah ada
yang lebih baik yang sedang dipersiapkan Allah untuk kita.
Masa Penantian JodohJodoh tidak akan lari dan akan datang pada waktunya.
Bersabarlah dan sibukkan diri dengan amal sholeh. Hadapilah dengan sikap
tenang, santai, tidak mudah emosi/sensitif, tidak larut dalam kesedihan, tidak
berputus asa dan tetap bersemangat.
Rasulullah Saw bersabda: “Sungguh menakjubkan kondisi seorang mukmin.
Segala keadaan dianggapnya baik, dan hal ini tidak akan terjadi, kecuali bagi
seorang mukmin. Apabila mendapat kesenangan ia bersyukur, maka itu tetap baik
baginya dan apabila ditimpa penderitaan ia bersabar maka itu tetap baik
baginya.” (HR Muslim)
Gunakan energi kita untuk lebih mendekatkan diri dan mencintai Allah Swt.,
orang tua, dan umat. Yakinlah dengan keadilan-Nya bahwa setiap manusia pasti
memiliki jodoh masing-masing. Yakinlah bahwa semua kondisi adalah baik,
berguna, dan berpahala bagi kita.Siap Menerima Taqdir AllahHidup adalah ujian.
Bisa saja, takdir jodoh kita bukan orang shaleh. Allah Swt berfirman: “Wahai
orang-orang yang beriman. Sesungguhnya di antara pasanganmu dan anakmu ada yang
menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka… Sesungguhnya
hartamu dan anakmu, hanyalah ujian bagimu, dan di sisi Allah pahala yang
besar.” (Q.S. At-Taghaabuun: 14-15)
Hal tersebut tetap bisa menjadi kebaikan apabila dijadikan sebagai lahan
amal shaleh dan batu ujian untuk meningkatkan keimanan, tawakal, dan
kesabaran.Wanita Melamar LelakiBukan hal yang dilarang jika wanita menemukan
lelaki sholeh dan berinisiatif menawarkan diri dalam pernikahan melalui peran
orang yang dipercaya. Khadijah ra melalui pamannya melamar Nabi Muhammad Saw
setelah mengetahui akhlak dan agama beliau.
JODOH BUKANLAH MISTERI Laki maupun perempuan adalah manusia yang dibekali
akal sehat dan sejumlah instrumen fisik untuk berikhtiar dan berinisiatif demi
melakukan hal-hal yang mengamankan dan memenuhi kebutuhanya, seperti memenuhi
kebutuhan “bertahan hidup”, memberikan dan memperoleh dan menyalurkan kasih
sayang, kebutuhan keamanan, dll.
Laki dan perempuan,sebagai manusia, bertanggungjawab melaksanakan fungsi
kemanusiannya dengan cara-cara yang selaras dengan posisinya sebagai makhluk yg
terikat dengan norma kebaikan (etika), kebenaran (logika) dan keindahan
(estetika). Setiap manusia harus berikhtiar demi melaksanakan fungsinya secara
utuh. Yang membedakan laki dan perempuan bukan kewajiban mencari dan memenuhi
kebutuhan, namun cara dan prosesnya. Opini “perempuan harus menunggu lelaki
yang meminangnya” tidak selalu berkonotasi kepasifan dan kehilangan inisiatif.
Siti Khadijah berinisiatif mencari lelaki yang menurutnya memenuhi syarat untuk
menjadi pendampingnya.
Cara pencariannya selaras dengan citra keperempuanannya dan tidak keluar
dari norma logika, etika dan estetika.(Yandasadra) Taqarrub IlallahPerburuan
jodoh secara syar’i adalah dengan mendekati Allah super ekstra. Caranya dengan
bertawasul amal-amal shaleh, tidak hanya ibadah wajib (berbakti kepada
orangtua, sholat wajib), juga ibadah sunnah (shoum sunnah, sholat
tahajjud/taubat/istikhoroh/hajat/witir/dhuha, tilawah Al Qur’an, istighfar,
infaq, dll).
Semakin dekat dengan Allah, iman bertambah dan do’a kita semakin terkabul.
Usaha yang konsisten, optimis dan prasangka baik akan memudahkan jalan kita.
Semakin dekat dengan Allah, iman bertambah dan do’a kita semakin terkabul.
Usaha yang konsisten, optimis dan prasangka baik akan memudahkan jalan kita.
Semakin dekat dengan Allah, iman bertambah dan do’a kita semakin terkabul.
Usaha yang konsisten, optimis dan prasangka baik akan memudahkan jalan kita.
Semakin dekat dengan Allah, iman bertambah dan do’a kita semakin terkabul.
Usaha yang konsisten, optimis dan prasangka baik akan memudahkan jalan
kita.Tidak Putus Asa BerdoaBacalah doa: “Ya Rabb kami, anugrahkanlah kepada
kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan
jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”. (QS. Al Furqon: 74).
Doa lebih terkabul pada tempat mustajab, waktu mustajab dan memperhatikan
adab berdoa. Berdoalah menurut apa yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya. Tempat
mustajab: masjid, majlis ta’lim, Arafah, Hajar Aswad, Hijr Ismail, di atas
sajadah, dll. Waktu mustajab: sepertiga malam yang akhir, selesai sholat
wajib/tahajjud/hajat, saat sujud/I’tidal terakhir dalam sholat, sedang
berpuasa, berbuka puasa, dalam perjalanan, selesai khatam qur’an, hari Jum’at,
baru mulai hujan, diantara azan dan iqamat, ketika minum air zamzam, bulan
ramadhan/lailatul qodar, antara zuhur dan ashar juga antara ashar dan maghrib,
selesai sholat subuh, dalam kesulitan, sedang sakit, sedang ada jenazah.Adab
berdoa: menjauhkan hal yang haram, ikhlas, diawali dan diakhiri
tahmid/sholawat, menghadap kiblat, suci dari hadats dan najis, khusyu’ dan
tenang, menengadahkan kedua tangan, dengan suara rendah dan pengharapan sepenuh
hati, mengulangi berkali-kali, tidak berputus asa, menghadirkan Allah dalam
hati, tidak meninggalkan sholat wajib, tidak melakukan dosa besar, tidak minta
sesuatu yang dilarang Allah, sambil menangis.Nabi Musa as berdoa setelah
menolong dua perempuan penggembala kambing: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku
sangat memerlukan suatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku.” (QS 28:24).
Allah swt memahami keperluan dan prioritasnya, sehingga tidak saja memberi
makanan, tapi juga memberi jodoh, tempat tinggal dan pekerjaan.
Wallahu’alam bishawab.Rasulullah Saaw : “Iman paling kokoh ialah mencintai
karena Allah, membenci karena Allah, berteman dengan kekasih Allah dan berlepas
diri dari musuh-musuh Allah.
”Bagi yang mengharapkan cinta sejati, kebahagiaan dan kedamaian hati,
bacalah doa ini secara istiqamah:بسم الله الرحمن الرحيمBismillâhir Rahmânir
RahîmAllâhumma shalli ‘alâ Sayyidina Muhammad wa ala âli Sayyidina
MuhammadDengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha PenyayangYa Allah,
sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya
اَللَّهُمَّ اِنِّي أَسْأَلُكَ حُبَّكَ وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ، وَحُبَّ كُلِّ
عَمَلٍ يُوْصِلُنِي اِلَى قُرْبِكَ، وَاَنْ تَجْعَلَكَ أَحَبَّ اِلَيَّ
مِمَّاسِوَاكَ، وَاَنْ تَجْعَلَ حُبِّي إِيَّاكَ قَائِدًا اِلَى رِضْوَانِكَ،
وَشَوْقِي اِلَيْكَ ذَآئِدًا عَنْ عِصْيَانِكَ، وَامْنُنْ بِالنَّظَرِ اِلَيْكَ
عَلَيَّ، وَانْظُرْ بِعَيْنِ الْوُدِّ وَالْعَطْفِ إِلَيَّ، وَلاَتَصْرِفْ عَنِّي
وَجْهَكَ، وَاجْعَلْنِي مِنْ اَهْلِ اْلإِسْعَادِ وَالْخُظْوَةِ عِنْدَكَ
يَامُجِيْبُ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
Allâhumma innî as-aluka hubbaka wa hubba man yu-hibbuk, wa hubba kulli
‘amalin yûshi-lunî ilâ qurbik, wa an taj’alaka ahab-ba ilayya mimâ siwâk, wa an
taj’ala hubbî iyyâka qâidan ilâ ridhwânik, wa syawqî ilayka dzâidzan ‘an
‘ishyânik, wamnun binna-zhari ilayka ‘alayya, wanzhur bi’aynil wuddi wal ‘athfi
ilayy, walâ tashrif ‘annî wajhak, waj’al-nî min ahlil is’âdi wal khuzhwati
‘indaka yâ Mujîbu yâ Arhamar râ-himîn.
Ya Allah, aku memohon cinta-Mu, cinta orang yang mencintai-Mu, dan cinta
amal yang membawaku ke samping-Mu. Jadikan Engkau lebih aku cintai daripada
selain-Mu. Jadikan cintaku pada-Mu membimbingku pada ridha-Mu. Jadikan
kerinduanku pada-Mu mencegahku dari maksiat atas-Mu. Anugerahkan padaku
memandang-Mu.Tataplah diriku dengan tatapan kasih sayang. Jangan palingkan
wajah-Mu dariku. Jadikan aku di antara penerima anugerah dan karunia-Mu wahai
Pemberi Ijabah ya Arhamar rahimin. (Doa Sayyidina Ali Zainal Abidin bin Husein
ra)
Karya Tulis Teuku Hendra Keumala (http://4keumala.blogspot.com/)